MInahasa, gamki.or.id – Di sela ziarah tokoh gereja yang dilakukan Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) di Sulawesi Utara, 7-9 April 2025, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) turut meramaikan khitah perjuangan kesejarahan Kristen di Indonesia dengan gebrakan barunya.
Pada kesempatan ini, Ketua Umum GAMKI Sahat M.P Sinurat bersama perwakilan DPP serta pengurus DPD dan DPC se-Sulawesi Utara menggelar soft launching WJ Rumambi Center. Lembaga ini bertujuan untuk mewujudkan lahirnya pemikiran-pemikiran bernas dalam dimensi kajian politik, kebijakan publik serta menularkan nilai oikumenisme.

”Dalam Ziarah ke makam tokoh tokoh oikumenis ini, kita mensyukuri dan merayakan arti kehadiran mereka dalam kehidupan kekristenan dan keindonesiaan. Kita juga memaknai kisah pelayanan mereka sebagai inspirasi untuk kita bisa lanjutkan dalam kehidupan oikumenis umat Kristen Indonesia,” kata Sahat.
Ziarah ini juga penting, lanjutnya, agar kita tidak pernah lupa dengan sejarah serta kisah para pelaku-pelakunya.
Bersamaan dengan ini, DPP GAMKI juga meneguhkan hati untuk bisa menjadi pelaku-pelaku sejarah masa kini dan masa mendatang, khususnya bagi generasi muda yang sering kali sudah cuek dan tidak terlalu peduli dengan kisah inspirasi dari para tokoh ekumenis kita.

”Kehadiran GAMKI dan GMKI dalam ziarah di Sulut sebagai wujud komitmen kepada pelayanan PGI dan Gereja. Bahwa GAMKI dan GMKI dengan segala keterbatasan dan kekurangannya adalah bagian dari Gereja dan selalu bersama Gereja. Tentu kami juga berharap Gereja bisa hadir bersama anak-anak kandungnya, yakni GAMKI dan GMKI,” papar Sahat di pemakaman WJ Rumambi di Kakas, Kabupaten Minahasa.
WJ Rumambi adalah pendeta Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) tahun 1940-1984, Sekretaris Pertama Dewan Gereja – Gereja Di Indonesia, Tahun 1950-1954, Sekretaris Umum Lembaga Alkitab Indonesia Tahun 1974-1984, Menteri Penerangan RI Tahun 1959-1966 di Pekuburan Kakas.
Terwujudnya Sekolah Politik Pemuda Kristen
Secara khusus, GAMKI mencetuskan WJ Rumambi Center for Politics, Public Policy, dan Ecumenism diawali pemikiran bahwa diperlukannya Sekolah politik, wadah bagi para pemuda Kristen yang ingin mengabdi bagi bangsa dalam sektor politik, khususnya mewujudkan Indonesia Maju menyongsong Indonesia Emas 2045.
”Sekolah Politik yang berdasarkan nilai-nilai ekumenisme, tidak dibatasi oleh sekat-sekat perbedaan warna partai. Ada di mana-mana tapi tidak ke mana-mana,” tegasnya.
Ia memaparkan, GAMKI telah melaksanakan Sekolah Politik sebelum Pileg 2024. Kegiatan saat itu diikuti 100-an peserta, kemudian diseleksi kader yang punya potensi, namun minim pembiayaan untuk membuat alat peraga kampanye, dan lain-lain.

”Kami bantu sekitar 50-an orang. Puji Tuhan ada puluhan kader yang berhasil duduk di kursi legislatif. Belum termasuk para kader yang tidak mengikuti pelatihan. Kami melihat, kami percaya, jika kita persiapkan dengan baik, maka hasilnya akan lebih banyak lagi,” urainya.
Langkah GAMKI ini berdasarkan Firman Tuhan pada II Timotius 2:2, ”Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain.”
Pria yang juga Ketua DPP GMKI 2016-2018 ini mengajak untuk melihat politik Indonesia 5, 10, 15, atau 20 tahun mendatang, salah satunya dengan melihat bagaimana kita saat ini menyiapkan generasi muda Kristen yang memiliki keahlian, tanggungjawab, dan berintegritas untuk masuk ke dalam politik.
”Tentu para senior yang sudah cakap dalam politik, dapat mengajar kepada orang-orang lain yang dapat dipercayai dan cakap dalam politik. Kaderisasi dan regenerasi ini yang kita lakukan melakukan lembaga WJ Rumambi Center for Politics, Public Policy, dan Ecumenism,” ungkapnya.
Mengapa GAMKI memilih nama WJ Rumambi? Sebelum lahirnya DGI pada tanggal 25 Mei 1950, saat itu suatu pertemuan oikumenis pemuda Kristen se-Indonesia yang diadakan pada 18-28 Desember 1948 telah melahirkan satu lembaga pemuda Kristen yang benar-benar bersifat oikumenis, dengan nama Majelis Pemuda Kristen Oikumenis (MPKO), yang dipelopori Pendeta W.J.S. Rumambi.
Kemudian dalam proses yang panjang, MPKO dan Persatuan Pemuda Kristen Indonesia (PPKI) yang berdiri pada tanggal 4 Nov 1945 melebur menjadi GAMKI pada tanggal 23 April 1962.
Hal ini menunjukkan bahwa inspirasi dari WJ Rumambi tidak hanya mengakar di hati keluarga besar PGI, GPIB atau GMIM, namun juga bertumbuh di dalam sanubari para kader muda Kristen yang bernaung di Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia
”Bahwa inspirasi dan legacy dari WJ Rumambi dan para tokoh ekumenis lainnya yang telah menghidupi spirit pelayanan Yesus Kristus, juga telah hidup di dalam diri para generasi berikutnya,” tegasnya.
Grand Launching lembaga ini akan dilaksanakan dalam Dies Natalis ke-63 GAMKI pada 23 April 2025.
Sahat pun merinci beberapa program WJ Rumambi Center ke depan:
Pertama, bekerjasama dengan Sinode dan GAMKI di daerah-daerah untuk melaksanakan Sekolah Politik bagi para kader GAMKI pemuda gereja.
Kedua, melaksanakan Bimtek Ekumenis Kebangsaan bagi para Anggota DPR.
Ketiga, menggelar forum dan diskusi terbatas dengan berbagai pihak membahas kebijakan dan persoalan publik.
Keempat. Menyusun pandangan atau sikap terkait berbagai kebijakan sebagai bentuk suara kenabian menyikapi isu-isu sosial masyarakat.
Kelima, membuat produksi film tentang Johannes Leimena. Dan program lainnya
”Kami berharap dalam WJ Rumambi Center ini, para politisi Senior berkenan menjadi mentor tanpa membedakan warna politik. Semoga kehadiran WJ Rumambi Center dapat bermanfaat bagi kepentingan dan kemajuan masyarakat, bangsa, negara dan gereja. Cinta Tuhan, Cinta Nusa Bangsa. Ora Et Labora,” pungkasnya.
