Jakarta, gamki.or.id – Tren digitalisasi di Indonesia semakin kuat, ini dibuktikan dari pertumbuhan pesat transaksi digital di Indonesia dengan nilai pertumbuhan transaksi perbankan digital sebesar 37,1% secara tahunan. Hal ini disertai dengan volume frekuensi transaksi e-commerce di Indonesia naik 3.71 milyar atau naik 6.3% dibandingkan tahun sebelumnya. Perubahan ini juga telah mendorong pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang menggunakan platform digital untuk menjual produk usaha. Tingkat inklusi keuangan tahun 2024 di Indonesia meningkat sebesar 88,7% atau lebih tinggi dari 85,1% di tahun 2023. Hingga saat ini telah terdapat 30 juta merchant QRIS serta 932 ribu agen Layanan Keuangan Digital untuk menjangkau masyarakat di area pedesaan.
Pernyataan itu disampaikan Barehila Mahulete (MCR Retail Transaction Product Specialist Bank BNI) dalam Webinar Online Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (DPP GAMKI) Bidang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan Koperasi, 21 Maret 2025. Seminar yang dihadiri 30 peserta ini mengangkat tema ’QRIS Sebagai Digital Payment UMKM’.
”Kendala utama bagi pelaku UMKM ialah pengusaha belum mengetahui bagaiman cara menghadirkan QRIS lokasi usaha dan membentuk ekosistem pembayaran melalui QRIS di lokasi usahanya. Membangun kepercayaan masyarakat terhadap Pembayaran digital QRIS sangat diperlukan agar menjadi masyarakat cashless. Bank BNI mendukung UMKM dalam kemudahan pendaftaran melalui merchant BNI dimana dan kapan saja tanpa harus ke Kantor Cabang” urai Barehila Mahulete.
Spesialis di produk transaksi retail ini menggarisbawahi, transaksi menggunakan QRIS aman dan dapat di monitor melalui Aplikasi mobile BNI yaitu WONDR. Pembelipun dapat melakukan scan QRIS dengan menggunakan aplikasi mobile lembaga perbankan baik perbankan, maupun non-perbankan (Fintech).” tegas Barehila Mahulete.

Narasumber berikutnya Orin Astri Ketaria, Asisten Manager Region Executive, mempresentasikan tentang kerja sama bisnis keagenan antara UMKM dengan BNI melalui BNI AGEN 46.
“BNI AGEN 46 dapat memberikan tambahan penghasilan bagi UMKM dengan menyediakan berbagai layanan jasa keuangan sehingga masyarakat hingga pelosok negeri mendapatkan layanan seperti outlet BNI.” ujar Orin Astri.
Ia juga menjelaskan cara menjadi BNI AGEN 46 dan mensimulasikan pendapatan setiap transaksi BNI AGEN 46. “Dalam bisnis keagenan ini UMKM dapat memberikan pendapatan fee mitra dan dapat membantu masyarakat yang ada di pelosok,” tukas Orin Astri.
Diskusi UMKM yang berlangsung selama dua jam ini mendapatkan antusiasme tinggi dari seluruh peserta Zoom. Mereka termotivasi untuk membuat QRIS di tempat usaha sehingga dapat berkembang menjadi Agen BNI 46.
”Diskusi yang dilakukan oleh DPP GAMKI kali ini merupakan langkah awal UMKM untuk menyadarkan masyarakat luas agar bertransaksi secara digital. UMKM berkontribusi besar dalam penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi,” kata Sekretaris Bidang UMKM dan Koperasi DPP GAMKI Riang D. Hia.
Ria menjelaskan, diskusi ini bertujuan untuk menggali lebih dalam strategi pemasaran produk UMKM di tengah kemajuan zaman, serta untuk menjawab tantangan dan menyusun strategi untuk mengembangkan produk UMKM lokal.
Ia menambahkan, diskusi ini diharapkan dapat menjadi titik awal yang kuat bagi para pelaku UMKM untuk mengembangkan produk mereka dan meningkatkan omset penjualan.
“Melalui pemahaman yang lebih baik tentang transaksi digital menggunakanQRIS, UMKM di Indonesia dapat berkontribusi lebih signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja,” ujar Ketua Bidang UMKM dan Koperasi DPP GAMKI Yudhi Simorangkir. Moderator Webinar Enrico Roy Jonathan juga menambahkan terkait perbedaan QRIS Static dan QRIS Dinamis, di mana QRIS Static dapat dicetak, sedangkan QRIS Dinamis dicetak melalui Mesin EDC BNI.