“Ketika seorang gembala agung berpulang ke Rumah Bapa, bumi kehilangan penopangnya, namun langit menerima cahaya yang telah menuntun banyak jiwa.”
Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) menyampaikan duka cita yang mendalam atas wafatnya Paus Fransiskus, seorang pemimpin spiritual yang telah mengajarkan dunia tentang makna cinta kasih, kesederhanaan, kerendahan hati, dan keberanian moral dalam menghadapi ketidakadilan.
Paus Fransiskus bukan hanya pemimpin umat Katolik sedunia, melainkan juga nabi zaman ini—suara kenabian yang menembus batas agama, bangsa, usia, dan status sosial. Ia hadir sebagai jembatan damai di dunia yang terbelah, sebagai gembala yang membawa aroma tanah—bau kehidupan yang nyata, rapuh, dan sering kali diabaikan.
Dalam dirinya, dunia menemukan wajah gereja yang kembali ke palungan: bersahabat dengan kaum papa, berdiri bersama korban ketidakadilan, dan tak pernah takut menyuarakan kebenaran meski harus menantang sistem yang mapan.
Bagi kami, keluarga besar GAMKI, perjumpaan para pemuda lintas agama Indonesia dengan Paus Fransiskus adalah peristiwa yang akan terus terpatri dalam sejarah spiritual gerakan kami. Di tengah keriuhan dunia dan fragmentasi antar iman, momen pada bulan Agustus 2024 di Vatikan adalah pengingat bahwa iman yang hidup harus berdialog, berjalan bersama, dan merawat dunia.
Kehadiran Paus Fransiskus membongkar narasi kekuasaan yang kaku dan menggantikannya dengan narasi kelemahlembutan yang penuh kuasa. Ia memahami duka umat manusia bukan sebagai jarak sosial, melainkan sebagai peristiwa batin: dari luka para migran hingga tangisan Bumi yang dirusak kerakusan.
Paus Fransiskus mengajarkan bahwa kepemimpinan rohani tidak dibangun dari benteng kesempurnaan, tetapi dari keberanian untuk mengakui luka dan berbagi harapan. Ia hadir sebagai figur ayah yang terluka, namun tetap memilih memeluk dunia.
Kami, para pemuda Gereja dan bangsa, merasa kehilangan. Tetapi kami juga tahu: warisan spiritual Paus Fransiskus tidak akan pernah mati.
Ia telah menanamkan benih keberanian, keadilan, dan cinta kasih di hati banyak orang muda. Dan benih itu akan terus tumbuh, menjadi pohon-pohon peradaban baru yang menjunjung damai dan martabat manusia.
Selamat jalan, Paus Fransiskus.
Terima kasih telah memperlihatkan kepada dunia bahwa menjadi pemimpin berarti mencuci kaki orang lain dengan kasih, dan bukan menginjak mereka dengan kuasa.
Kami berjanji akan terus berjalan dalam semangat yang telah engkau wariskan: semangat kasih yang tidak membeda-bedakan, dan keberanian untuk tetap manusiawi di tengah dunia yang sering kehilangan nurani.
GAMKI – Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia, Jakarta, 21 April 2025