JAKARTA, gamki.or.id – Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) merayakan ulang tahun ke-63 dengan penuh semangat pelayanan dan kesyukuran. Ibadah syukur digelar, Kamis malam, 24 April 2025, di Sekretariat DPP GAMKI, Jalan Cirebon, Nomor 17, Menteng, Jakarta Pusat.
Acara ini menjadi momen reflektif dan kolaboratif bagi keluarga besar GAMKI dari berbagai tingkatan DPP, DPD, hingga DPC. Ibadah dipimpin oleh Pdt. Ronald Richard Tapilatu, Kepala Biro Papua Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI).
Dalam renungannya, Pdt. Ronald mengangkat dua ayat utama: Yosua 1:9 dan 1 Timotius 4:12. Renungan mengajak seluruh kader GAMKI untuk “menguatkan dan meneguhkan hati” dalam menjalani tugas dan pelayanan.
Penting bagi para pemimpin muda GAMKI menjadi teladan dalam ucapan, perilaku, kasih, kesetiaan, dan kesucian, sebagaimana dipesankan oleh Rasul Paulus kepada Timotius.
Dari kedua nas tersebut menegaskan bahwa pemimpin muda Kristen harus siap melangkah dengan keberanian dan integritas, menjawab tantangan zaman dengan iman yang kokoh.
Ini menjadi pengingat kuat bahwa pemuda Kristen, khususnya kader GAMKI dipanggil untuk tidak hanya menjadi aktivis sosial, tetapi juga pelayan yang membawa terang dan pengaruh positif dalam masyarakat.
Salah satu momen yang membangkitkan sukacita bersama adalah penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara DPP GAMKI dan Komisi Nasional Disabilitas Indonesia (KNDI).
MoU ini ditandatangani langsung oleh Ketua Umum DPP GAMKI Sahat Martin Philip Senurat dan perwakilan dari Komnas Disabilitas, Riki Tarigan, yang turut hadir dalam acara tersebut.
Kerja sama ini difokuskan pada upaya strategis dalam memperjuangkan hak-hak penyandang disabilitas, termasuk penguatan advokasi, pendampingan sosial, hingga kolaborasi di bidang hukum dan pemberdayaan ekonomi.
MoU ini diharapkan memperluas jangkauan pelayanan Komnas Disabilitas melalui jaringan organisasi GAMKI yang memiliki 280 cabang di seluruh Indonesia. Sahat Sinurat menegaskan bahwa kolaborasi ini adalah wujud nyata dari semangat pelayanan inklusif yang selama ini diusung GAMKI.
“Melalui kerja sama ini, kita ingin hadir secara nyata di tengah persoalan-persoalan yang dihadapi penyandang disabilitas di Indonesia,” ujarnya.
Pihak Komnas Disabilitas juga menyambut baik kolaborasi ini dan menyampaikan apresiasi yang mendalam atas dukungan strategis dari GAMKI. Riki Tarigan menuturkan bahwa tantangan dalam memperjuangkan hak-hak penyandang disabilitas tidaklah ringan.
Ia menyinggung salah satu kasus tragis yang belum lama ini terjadi, yakni kekerasan seksual terhadap seorang penyandang disabilitas rungu, yang diperkosa oleh sekelompok pelaku hingga menyebabkan kehamilan.
Kasus tersebut, kata Riki, menjadi potret pilu dari banyaknya persoalan yang dihadapi kelompok disabilitas. Ia mengakui bahwa dalam banyak hal, Komnas Disabilitas merasa kewalahan jika harus bergerak sendiri.
Oleh sebab itu, kemitraan dengan GAMKI menjadi sangat penting sebagai bentuk solidaritas dalam menghadirkan keadilan bagi seluruh warga negara, terutama kelompok rentan. MoU ini juga menjadi sinyal kuat bahwa pemuda Kristen tidak tinggal diam dalam menghadapi isu-isu kemanusiaan.
GAMKI ingin berada di garis depan perubahan, menunjukkan bahwa nilai-nilai kekristenan dapat diwujudkan secara nyata melalui kerja kolektif lintas sektor dan lembaga.
Kerja sama ini bukan hanya soal formalitas, tetapi juga soal semangat kolaborasi dan kesadaran bersama bahwa perjuangan keadilan sosial menuntut keterlibatan semua pihak. GAMKI dan Komnas Disabilitas bersepakat untuk melakukan pemantauan berkala dan evaluasi bersama terhadap realisasi program-program hasil MoU ini.
Perayaan tahun ini menjadi penanda bahwa GAMKI semakin dewasa dalam pelayanan, tidak hanya memperkuat internal organisasi, tetapi juga memperluas sayap pengaruhnya dalam pelayanan publik dan kemanusiaan.
Dari ibadah hingga kerja sama lintas lembaga, semuanya mengarah pada satu visi besar: menghadirkan terang Kristus melalui tindakan nyata.
GAMKI dalam usianya yang ke-63, terus menegaskan posisinya sebagai organisasi pemuda Kristen yang tidak hanya aktif secara spiritual, tetapi juga sosial yang mengakar di tengah gereja dengan penuh kasih dan aksi.
Penulis: Jefri Lorens A. Sine, S.Th (Anggota Pers GAMKI)