Perkembangan teknologi komunikasi saat ini yang begitu cepat berkembang, mengubah tatanan atau cara berkomunikasi banyak orang dari konvensional menjadi media elektronik yang kini dikenal sebagai media sosial (medsos) di dunia maya.
Media sosial sebagai sebuah metode untuk melakukan komunikasi yang terhubung dengan banyak orang, baik untuk anggota/kader/simpatisan organisasi, Media sosial sebagai publikasi untuk memberikan informasi yang seluas-luasnya kepada masyarakat mengenai informasi terbaru, peraturan baru, kebijakan baru atau event penting yang berhubungan dengan organisasi.
Paparan itu disampaikan Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari saat menjadi pemateri Workshop Strategi Sosial Media Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (DPP GAMKI) Sesi II bertama ‘Strategi Perancangan Konten dan Narasi di Era Digital’, Minggu 20 Februari 2022.
Doktor ilmu politik lulusan Universitas Gadjah Mada ini memaparkan tiga alasan mengapa menguasai media sosial sangat penting dalam menentukan keberhasilan personal atau organisasi.
“Alasan pertama, media sosial menjadi salah satu intrumen penting dalam pertarungan wacana yang populer saat ini karena menyajikan segala informasi tanpa batas. Di sana para penggunanya dapat dengan mudah berpartisipasi, berbagi, menciptakan dan merespon isu-isu sosial dan politik sehingga mendapat banyak respons dari masyarakat,” ungkap Qodari.
Alasan kedua, data dari We Are Social tahun 2021 menyebutkan pengguna media sosial di Indonesia sebesar 170 juta atau sekitar 63% dari total populasi di Indonesia. Bandingkan dengan penonton TV sebesar 83%, pendengar radio 32% pembaca surat kabar 39% (Indonesia Millennial Report 2020, IDN Research Institute 2020).
Sementara itu, alasan ketiga, besarnya pengguna media sosial telah memancing dan memicu media massa untuk memberitakan. Selain itu, banyak media massa mengambil sumber pemberitaan dari media sosial. Antara media sosial dan media massa saling berkaitan (konvergensi).
Pria yang pernah menjabat Wakil Direktur Eksekutif Lingkaran Survei Indonesia (LSI) dan Direktur Riset Lembaga Survei Indonesia ini membagi enam langkah dalam merancang konten dan narasi media sosial, yakni mengenal platform media sosial, identifikasi subyek, identifikasi audiens, perencanaan konten, pelaksanaan serta monitoring dan evaluasi.
“Strategi merancang konten antara lain membuat konten sendiri berdasarkan agenda yang sudah disiapkan, menunggang gelombang (riding the wave) atau mengikuti topik yang sedang popular untuk mendapatkan perhatian dari warganet dari mengikuti suatu tren dan juga timing yang harus tepat,” jelas Qodari.
Diikuti 100 peserta lewat zoom serta audiens lain melalui Live Youtube, antusias para penanya dalam forum ini sangat tinggi. Mereka yang berpartisipasi aktif antara lain dari Medan, Jakarta, Tangerang Selatan, Makassar, hingga Raja Ampat Papua Barat.
Materi selengkapnya bisa disimak di https://www.youtube.com/watch?v=cEtbWSUkgKo&feature=youtu.be