Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) mengucapkan ‘Selamat Hari Lahir Pancasila’ 2021 yang pada tahun ini mengambil tema ‘Pancasila dalam TIndakan, Bersatu untuk Indonesia Tangguh’
Ketua Umum GAMKI Willem Wandik menegaskan, Pancasila adalah falsafah hidup bangsa Indonesia yang seharusnya menjadi bintang penerang dan penunjuk jalan peradaban bangsa Indonesia. Kelima sila menjadi pondasi karakter bangsa dan landasan dasar negara dalam melakukan pembangunan Indonesia.
Sayangnya, saat ini masih banyak tantangan yang kita hadapi. Menyangkut masih tingginya intoleransi, radikalisme, dan terorisme, persoalan Hak Asasi Manusia, kekerasan, dan kesetaraan gender, masih banyaknya daerah yang tertinggal, ketimpangan ekonomi, dan ketidakadilan dalam berbagai isu di tengah masyarakat. Tidak dapat dibenarkan di negara Pancasila, masih ada diskriminasi, ketidakadilan, dan ketimpangan pembangunan yang dilakukan oleh oknum-oknum ataupun institusi/lembaga, baik di tingkat pusat hingga daerah.
“Maka, dalam memperingati Hari Kelahiran Pancasila, mari kita kembali menegaskan dan mengarustamakan Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa Indonesia. Antara lain dengan mendorong Pemerintah menjadi Pemerintah yang berdiri di atas semua golongan, untuk mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Salah satunya dengan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam penyelesaian persoalan Papua dengan cara damai. Yakni dengan membangun dialog damai dengan berbagai lembaga dan tokoh agama, adat, dan perwakilan masyarakat Papua, dengan berbasis pada nilai-nilai kemanusiaan dan kearifan lokal,” kata Willem Wandik, yang juga anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan Papua.
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Umum GAMKI Sahat Martin Philip Sinurat mengungkapkan, dalam merefleksikan Hari Kelahiran Pancasila, GAMKI mengingatkan kembali peranan warga gereja dan masyarakat secara umum untuk memberikan kontribusi positif bagi kemajuan bangsa dan tidak terpengaruh dengan informasi hoaks yang banyak beredar di media sosial.
“Salah satu persoalan yang kita hadapi saat ini adalah adanya oknum dan kelompok yang ingin memecah-belah kemajemukan masyarakat Indonesia. Antara lain membuat konten-konten propaganda dan narasi kebencian di media sosial yang bertujuan membangun sekat-sekat perbedaan di tengah bangsa kita,” kata Sahat.
Akhirnya, ia berpesan, “Mari kita implementasikan nilai-nilai Pancasila. Bukan hanya sebatas jargon dan ucapan. Melainkan dengan tindakan nyata untuk Indonesia Maju dan Tangguh yang mengutamakan keadilan dalam keberagaman!”