Sebagai salah satu negara dengan penduduk terbanyak di dunia, Indonesia memiliki potensi ekonomi yang sangat besar. Sayangnya hingga saat ini rasio kewirausahaan Indonesia masih berada di level 3,74 persen. Artinya masyarakat masih perlu diedukasi dan dimotivasi agar lebih banyak yang terjun ke dunia bisnis sebagai entrepreneur.
Dalam acara diskusi daring bertajuk Ngobrol Asyik Seputar Usaha Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (Ngasah GAMKI) yang digelar pada 16 Maret 2022, GAMKI menyoroti hal ini dengan mengangkat tema Upscale Your Business. Dua narasumber yang dihadirkan adalah Sidharta Sulistio (co-founder Cititrans, CV Technica Purnama, dan Komisioner Rekosistem) serta Felix Herysusanto (founder Ruang Sketsa).
Sahat MP Sinurat, Sekretaris Umum GAMKI, dalam sambutannya mengatakan bahwa kader GAMKI ada di seluruh Indonesia dengan latar belakang profesi yang beragam. Banyak di antaranya kini menjadi entrepreneur. Pertanyaan yang kerap mereka diajukan adalah bagaimana cara mengembangkan skill usaha, mempertahankan kelangsungan usaha, serta mendapatkan bantuan modal usaha.
“Melalui acara ini, diharapkan bisa memberi wawasan yang lebih luas serta masukan yang berguna untuk mengembangkan usaha. Tidak hanya itu, GAMKI saat ini juga memiliki program bantuan pengembangan usaha sebesar Rp500 juta yang akan diberikan pada lima anggota memenuhi syarat. Di antaranya WNI, tidak sedang menerima bantuan dari pihak lain, memiliki izin usaha, menyerahkan dokumen rencana pengembangan usaha, dan sudah berjalan minimal setahun. Program GAMKI Peduli dan Mengabdi ini hadir untuk memberi apresiasi pada bisnis yang tetap bertahan dalam kondisi yang sulit,” urainya.
Sidharta Sulistio dan Felix Herysusanto memaparkan bahwa perjalanan yang dilalui sebagai entrepreneur tidak selalu mulus. Sidharta memulai usaha di bidang transportasi sebelum kemudian pindah ke bidang cutting material interior. Bukan keputusan yang mudah untuk meninggalkan usaha yang sudah mapan lalu memulai kembali dari nol. Apalagi kemudian pandemi Covid melanda sehingga omsetnya menurun drastis. Namun dengan kerja keras ia mampu bertahan.
“Saya menerapkan prinsip ATM (Amati, Tiru, Modifikasi). Dari situ muncul berbagai inovasi produk dan cara menjaga kelangsungan usaha. Hasilnya, kami mampu bertahan melewati masa pandemi tanpa memecat satupun karyawan. Bahkan karyawan tetap menerima gaji penuh,” katanya.
Sementara Felix punya cerita berbeda. Dahulu ia memiliki karir yang terbilang mapan di sebuah perusahaan otomotif. Namun karena merasa panggilan hidupnya bukan di situ, ia memutuskan resign demi menjadi entrepreneur. Goncangan ekonomi mendera bisnisnya saat pandemi melanda. Alih-alih menyerah, ia berinovasi dengan memecah lini bisnis sehingga mampu menjaring lebih banyak pelanggan.
“Pernah mengalami dua bulan tidak ada omset sama sekali. Sempat dibayangi kekuatiran gagal menggaji karyawan. Namun inovasi yang kami lakukan berhasil membuat bisnis tetap bertahan. Karyawan tetap digaji penuh selama pandemi. Malah saya naikkan gajinya,” ungkapnya.
Bicara soal kegagalan, Sidharta dan Felix menyebut hal itu sebagai sesuatu yang wajar. Alih-alih menjadi alasan untuk mundur, rasa takut seharusnya membuat seorang entrepreneur tidak sembarangan membuat keputusan bisnis. Selain itu, konsistensi serta kepekanaan membaca pergerakan pasar juga musti ditingkatkan. Sebab itulah yang akan menjadi dasar suatu usaha dikenali pasar.
Bagi anda yang tertarik ingin mengikuti program ‘GAMKI peduli dann Mengabdi’ bisa melihat info lengkapnya di Instagram DPPGAMKI, mengirim email ke gamkimengabdi@gmail.com, atau menghubungi Whatsapp di nomor 081914208510. Pendaftaran calon pesarta akan ditutup pada tanggal 20 Maret 2022