JAKARTA – Konten adalah kunci. Konten-konten yang sering diangkat dalam media sosial organisasi mahasiswa dan kepemudaan hari-hari ini belum interaktif dan menjangkau audiens yang lebih luas. Seringkali media sosial organisasi masih memuat konten-konten formal seremonial yang kurang disukai oleh Generasi Z.
Pernyataan itu disampaikan pakar komunikasi politik Burhanudin Muhtadi saat menjadi narasumber dalam Workshop Strategi Media Sosial Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (DPP GAMKI) Sesi IV bertopik: ‘Menyiapkan SDM Organisasi yang Sesuai Dengan Perkembangan Era Digital’, Minggu 20 Maret 2022.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia ini menekankan, konten-konten medsos organisasi kepemudaan kurang menarik perhatian karena pemuda dan mahasiswa saat-saat ini ini lebih senang masuk ke organisasi yang berbasis komunitas dan pengembangan seperti olahraga, esport, bakat dan minat.
“Sebaliknya, isu yang sering diangkat oleh organisasi pemuda dan mahasiswa sering berbeda dengan isu yang disukai oleh anak muda saat ini. Anak muda Generasi Z lebih suka isu korupsi, dan lingkungan hidup, jangan hanya tampilkan isu ekonomi dan politik saja,” kata doktor bidang Ilmu Politik dari Australian National University (ANU) ini.
Dalam diskusi yang dimoderatori Ketua Bidang Kaderisasi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia DPP GAMKI Dodisutarma Lapihu, Burhan Muhtadi juga meminta agar organisasi kepemudaan dan mahasiswa harus berperan aktif dalam memerangi hoaks yang berseliweran di media sosial.