JAKARTA – Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang / Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Raja Juli Antoni mengakui Sabam Sirait adalah tokoh nasional di negeri ini.
Disebutnya, pada tahun 2015, Sabam menerima Bintang Mahaputra bersama dengan Buya Syafii Maarif dan Romo Magnis Suseno.
“Ini menunjukkan bahwa almarhum Bang Sabam adalah tokoh nasional yang kelasnya sama dengan Buya Syafii Maarif,” ujar Raja Juli Antoni dalam testimoninya di Webinar seperti dikutip dari Youtube DPP GAMKI pada Selasa, 18 Oktober 2022.
Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini menyebut, sebuah pepatah mengatakan, gajah mati meninggalkan belalainya, harimau mati meninggalkan belang, dan manusia mati meninggalkan nama.
“Justru menjadi luar biasa ketika seorang wafat tapi namanya abadi, baik pikiran maupun hati publik pada umumnya dan bagi bangsa ini. Ide, spirit, dan semangat Bang Sabam tetap hidup di tengah-tengah masyarakat Indonesia,” ujarnya.
Menurut Raja Juli Antoni, menjadi seorang politisi adalah profesi yang mulia. Dalam negara yang demokratis, politik dan partai politik menempati posisi yang sentral.
Partai politiklah yang mengagregasi atau mengumpulkan kepentingan rakyat dan yang memahami kepentingan rakyat. Kemudian partai politik jugalah yang mengartikulasikannya melalui kebijakan publik yang berpihak kepada rakyat.
“Saya sangat setuju dengan Pak Sabam, bahwa politik adalah suci. Menjadi politisi adalah profesi yang suci. Karena nasib orang banyak diputuskan dalam ruang-ruang sidang,” kata Raja Juli Antoni.
Dari hari ke hari, kata dia, orang-orang yang ingin mengidentifikasikan dirinya di partai semakin menurun. Karena sedemikian buruknya imej partai dan politisi, sehingga orang-orang menjauh bahkan tidak mau mengasosiasikan dirinya dengan partai politik.
Lanjut politisi yang akrab disapa Bro Toni ini, yang ada dalam benak orang-orang bahwa politik dan partai itu korup, tipu menipu, paksa-memaksa, money politik, dan intoleransi.
“Namun malam ini, meskipun sudah satu tahun Bang Sabam meninggalkan kita, tetapi spirit Bang Sabam masih bersama kita,” ujarnya.
Ia pun menegaskan, politik adalah sebuah seni untuk memperbaharui, memperbaiki bangsa Indonesia serta mempertahankan NKRI berdasarkan Pancasila dan spirit Kebhinnekaan.
“Inilah saatnya, 2024 anak-anak muda mengambil peran dalam politik. Tidak hanya persoalan jabatan, tidak hanya tentang siapa mendapatkan apa, bagaimana dan kapan,” pungkasnya.
Ketua Umum GEMA Mathla’ul Anwar, Ahmad Nawawi menyebut, dari kisah perjalanan Sabam Sirait bisa ditarik banyak sekali keteladanan.
Dia menilai, ayah dari Maruarar Sirait tersebut adalah tokoh bangsa dengan keteladanan dan konsistensi dalam bersikap. Sabam bahkan mengamini dan meyakini bahwa politik itu suci.
Menurut Nawawi, meskipun Sabam seorang Nasrani, tapi dia juga sangat peduli, dan sangat konsen terhadap penderitaan yang dialami oleh masyarakat Palestina.
“Dan konsistensi beliau juga menolak penjajah Israel. Ini juga tentu menjadi keteladanan kita, bahkan ada satu lagi yang saya ingat ketika beliau mengecam diluncurkannya sebuah film, tapi film itu memang dianggap lecehkan umat Islam. Di situ beliau hadir membela umat Islam, itu menunjukkan sikap kenegarawanan dan bagaimana sikap jiwa besar beliau untuk membela tidak hanya umat Kristiani, tapi juga umat di luar Kristiani juga dia bela,” tuturnya.
Sikap Sabam tersebut kata Nawawi, sesuatu yang menurutnya menjadi teladan dan harus terus diteladani oleh semua pihak.
“Sikap kenegarawanan Bang Sabam yang berdiri di atas semua golongan menunjukkan beliau layak menjadi seorang Pahlawan Nasional,” tutupnya.
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda dalam kesempatan yang sama sebagai pembicara berujar, teladan dan sosok Sabam Sirait yang dikenang saat ini adalah kepiawaiannya melahirkan pemikiran-pemikiran konstruktif dalam perjalanan bangsa Indonesia, menempatkan diri sebagai negarawan, dan terus memotivasi.
Selain itu kata Hanta Yuda, Sabam juga adalah aset bangsa Indonesia dalam perjuangan politik dan kemanuasiaan.
“Ia berjalan senyap, namun berbekas dan memberikan nilai dalam kemajuan bangsa ini,” tukasnya.
Hanta Yuda lebih jauh menilai, menilik pemikiran Sabam Sirait, bahwa dia sangat mengagumi Bung Karno.
Merujuk bahwa politik itu dipahami sebagai memperjuangkan kemerdekaan, mempertahankan kemerdekaan, mengusir penjajahan, dan mengisi kemerdekaan, maka sejatinya politik itu adalah suci.
“Dan itulah yang didapatkan dari Pak Sabam Sirait. Pak Sabam bukan seorang yang biasa. Jejak beliau tentang perjuangannya, pemikirannya, dan keteladanannya menginspirasi kita semua. Menginspirasi saya, dan menginspirasi bangsa Indonesia,” ungkapnya.
Hanta Yuda menekankan, sosok Sabam Sirait menjadi kebanggaan bagi bangsa Indonesia, khususnya para politisi muda. Bagaimana perjalanan Sabam Sirait dalam dinamika politik, dan memaknai politik yang sangat luar biasa dalam catatannya.
“Saya mungkin termasuk sangat terbatas, saya hanya bertemu di forum-forum seperti di media, pernah di TV menjadi narasumber bersama beliau. Dan dengan usia yang cukup jauh, saya sangat junior, tapi saya punya kesan beliau sangat menghargai anak-anak muda,” tandasnya.