YOGYAKARTA – Dewan Pimpinan Daerah Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (DPD GAMKI DIY) mengapresiasi orasi kebangsaan yang sangat menyejukkan pada agenda Badan Kerjasama Antar Denominasi Kristen Daerah Istimewa Yogyakarta di GKI Gejayan, Rabu, 19 April 2023.
“Kami menghargai suasana keberagaman beragama dan budaya yang bila dimoderasi menjadi kekuatan luar biasa sehingga bangsa menjadi kuat,” kata Humas DPD GAMKI DIY Herman Setiawan.
Badan Kerjasama Antar Denominasi Kristen Daerah Istimewa Yogyakarta yang diketuai Pendeta Agus Haryanto menggelar orasi kebangsaan yang dihadiri Para Romo se Kevikepan Yogyakarta Barat, Para Romo se Kevikepan Yogyakarta Timur, Para Pendeta/Gembala Sidang se Kabupaten Sleman, Para Pendeta/Gembala Sidang se Kabupaten Bantul, Para Pendeta/Gembala Sidang se Kabupaten Gunungkidul, Para Pendeta/Gembala Sidang se Kabupaten Kulon Progo, Para Pendeta/Gembala Sidang se Kota Yogyakarta, dan para undangan dari lembaga keumatan Kristen GAMKI dan berbagai keumatan lain.
Agus Haryanto menyampaikan usai pertemuannya dengan Kapolda DIY pada Kamis, 13 April 2023 di ruang Kapolda DIY, memandang penting untuk bertemu dengan Para Romo, Para Pendeta, Para Gembala Sidang dan Lembaga Keumatan sebagai upaya terwujudnya Daerah Istimewa Yogyakarta yang Toleransi.
Kapolda DIY Irjen. Pol. Suwondo Nainggolan menyampaikan dalam upaya mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat yang mantap dan kondusif di DIY diperlukan persatuan lembaga keumatan. Berdasarkan data nasional angka intoleransi DIY masih relatif rendah di lapangan hanya viral karena banyaknya netizen menshare. Komunikasi perlu dibangun oleh gereja gereja baik di lingkungan gereja maupun ke semua instansi sehingga kesulitan gereja dalam mengurus surat ijinnya tidak lagi menjadi masalah.
“Konstitusi menjamin kebebasan beribadah dan polisi sebagai alat negara akan melaksanakan tugas penegakan, mengingatkan juga kebebasan yang saling menghargai dan tidak seenaknya sendiri,” kata Kapolda.
Jenderal bintang dua itu menambahkan, membangun gereja perlu disampaikan ke lingkungan sekitar agar lingkungan paham dan mendukung. Kapolda juga mengingatkan agar warga sadar bahaya hoaks. “Pastikan informasi secara benar sebelum mensharekan kembali sebuah berita atau informasi yang belum diketahui kebenarannya secara pasti. Doa bagi seluruh jajaran kepolisian Polda DIY diharapkan selalu diberikan oleh para Romo dan Pendeta/Gembala Sidang agar kepolisian DIY berjalan dengan baik,” kata Kapolda.
Gus Miftah dalam orasi kebangsaan menyampaikan moderasi keberagaman dalam beragama dan berbudaya, Indonesia akan bai- baik saja apabila masih bisa mengguyonkan agama dalam kehidupan keseharian. “Perbedaan dalam ajaran keagamaan tidak menjadikan permusuhan tetapi bisa menjadi humor keseharia. Tetapi manakala ujaran kebencian dan pengkafiran dibiarkan merusak moderasi keberagaman yang ada akan sangat berbahaya bagi keberlangsungan kehidupan damai di masyarakat,” kata pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji di Sleman ini.
Pria bernama lengkap Miftah Maulana Habiburrahman itu menegaskan, keasyikan bisa tercipta karena kedekatan yang perlu terus dibangun sehingga perbedaan tidak menjadi masalah besar. “Berbeda agama bukan musuh tetapi partner, karena itu saya selalu mendorong orang Kristen rajin ke gereja dan menjadi orang Kristen yang baik. Umat Katolik rajin ke gereja dan menjadi orang Katholik dan orang Islam rajin ke masjid dan menjadi orang Islam yang baik. Bila orang Kristen, Katholik, Islam baik semua maka rumah besar Indonesia menjadi baik juga,” tegasnya.