Sumba Barat Daya-Sekretaris Umum Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (DPP GAMKI), Sahat Martin Philip Sinurat, mengunjungi korban musibah kebakaran di kampung situs adat Umbu Koba, Desa Delo, Kecamatan Wewewa Selatan, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur, Selasa (29/9).
Kunjungan Sahat Sinurat ini turut didampingi Ketua DPP GAMKI Bidang Koperasi dan UMKM Samuel Silaen dan DPC GAMKI Sumba Tengah.
“Kami dari GAMKI merasa prihatin dengan musibah kebakaran yang menimpa bapak-ibu di kampung situs adat Umbu Koba ini. Kami juga menyampaikan turut berduka-cita yang mendalam atas kejadian yang menimpa warga terkhusus korban yang meninggal,” kata Sahat.
Dalam kunjungan ini GAMKI juga menyerahkan bantuan sembako kepada para korban kebakaran yang diterima langsung oleh Camat Wewewa Selatan dan Kepala Desa Delo.
“Ini adalah kampung situs budaya yang perlu mendapat bantuan dari pemerintah pusat melalui pemerintah daerah. Ada program revitalisasi kampung situs adat di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Semoga Pemda bisa berkomunikasi dengan pemerintah pusat untuk mendapat program tersebut, agar kampung ini dapat direvitalisasi,” tambah Sahat.
Camat Wewewa Selatan, Charles Ndapa Tondo didampingi Kepala Desa Umbu Koba, menerima bantuan tersebut dan menyampaikan terima kasih atas kunjungan dan bantuan dari GAMKI.
“Kami berterima kasih atas kunjungan dan bantuan yang diberikan GAMKI kepada kami disini. Kami berharap, melalui GAMKI yang sudah berkunjung hari ini, bisa menyampaikan kejadian ini kepada masyarakat lainnya. Sehingga lebih banyak yang tergerak untuk membantu masyarakat di sini,” kata Charles.
Sebelum meninggalkan kampung Umbu Koba, rombongan GAMKI berjalan bersama beberapa warga untuk melihat rumah-rumah yang terbakar.
Diketahui, kebakaran terjadi pada hari Minggu (27/9). Kebakaran ini dipicu oleh petir yang menyambar salah satu rumah. Kebakaran ini pun menelan korban seorang wanita berusia berusia 65 tahun. Selain adanya korban jiwa, terdapat 25 rumah adat yang hangus terbakar. Sebanyak 35 KK yaitu sekitar 200an warga yang sebagian adalah anak-anak, kehilangan tempat tinggal dan harus tinggal di posko tenda sementara.