Jakarta – Menyikapi rangkaian debat para calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang digelar KPU RI, Ketua Umum Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Sahat Martin Philip Sinurat menilai masyarakat sangat menantikan acara ini, terutama untuk mengetahui bagaimana pemikiran, rekam jejak dan visi-misi masing-masing paslon.
Tidak hanya itu, masyarakat juga ingin memahami berbagai persoalan yang akan dibahas dalam topik debat.
Ia berharap acara debat capres-cawapres yang digelar KPU RI bisa berjalan dengan lancar.
“Tentunya masyarakat Indonesia menantikan debat capres-cawapres ini, bagaimana pikiran, rekam jejak dan visi-misi yang akan dilakukan oleh masing-masing paslon untuk membangun Indonesia raya ini. Kita juga ingin melihat sejauh mana mereka memahami persoalan- persoalan yang akan dibahas sesuai dengan topik yang akan kita lihat dalam acara debat besok. Mudah-mudahan lancar untuk acara debat besok,” ungkap Sahat Martin Philip Sinurat, di Jakarta.
Sahat mengatakan untuk meningkatkan kecerdasan masyarakat agar ikut memilih dalam pemilu nanti, yang pertama harus ada kesamaan paradigma yang dimiliki masyarakat bahwa pemilu ini adalah momen bersama untuk menentukan siapa pemimpin bangsa yang tepat.
Kedua, masyarakat harus melihat pemimpin yang memiliki rekam jejak bagaimana selama ini dalam peran-peran di ruang publik, juga yang memiliki misi untuk keberlanjutan dari pembangunan yang ada sekarang.
Hal baik dan positif harus terus dilanjutkan dan capaiannya harus ditingkatkan. Jangan sedikit-sedikit ganti pemerintahan.
“Kita mau pembangunan yang sudah ada ini terus berlanjut hingga kita mencapai visi-misi Indonesia emas 2045,” ujar Sahat.
Sahat menambahkan bahwa masyarakat juga menginginkan para pemimpin yang ada bisa menunjukan contoh bagaimana berkompetisi secara dewasa.
Bagaimana harus menonjolkan keunggulan dan gagasan-gagasannya, jangan hanya saling menyalahkan satu dengan yang lain.
“Karena pemimpinlah yang memberikan contoh bagi kita dilingkungan Masyarakat. Kalau pemimpinnya saling menyerang, wajarlah kalau di lapisan bawah juga saling menyerang. Tapi kalau pemimpinnya bisa menunjukan bagaimana berkompetisi dengan dewasa, bijaksana dan tetap menjunjung tinggi persatuan rakyat juga pasti akan mengikuti mereka,” jelas Sahat.
Bagi Sahat, pemilu ini adalah momen bagi masyarakat untuk menentukan pemimpin bangsa yang tepat, pemimpin yang terbaik untuk Indonesia.
“Tapi jangan juga karena untuk hal itu kita saling ribut, konflik satu dengan yang lain untuk memperjuangkan kandidat kita,” imbuhnya.