Hari ini Bangsa Kita tercinta memasuki usia 76 Tahun,
Usia kemerdekaan yang sudah tidak muda lagi, tetapi semangat jiwa merdeka menuju bangsa yang berdaulat, adil, dan makmur. Namun 76 tahun kemerdekaan Indonesia masih saja menyimpan berbagai persoalan. Pelaksanaan Hari Kemerdekaan RI ke-76 (1945-2021) ini kita masih di perhadapkan dengan situasi pandemic Global Covid-19 Namun dalam kondisi tersebut tak menyurutkan seremoni 76 tahun kemerdekaan dari rumah masing-masing walau dengan sederhana tanpa perayaan besar di Istana Negara…
Di usianya yang ke 76 tahun ini masih banyak persoalan yang perlu untuk di selesaikan mulai dari badai pandemi Covid-19, kemiskinan, penegakan hkm, keterisolasian/ketertingalan/kebodohan, intoleransi, kejahatan yang merajalela, dan lain sebagainya.
Tentunya penyelengara sebagai representasi Negara tidak akan mampu menyelesaikan seluruh persoalan yang ada tanpa dukungan seluruh elemen Bangsa karna dengan semangat persatuan serta budaya bergotong royong, kita bisa menghadapi seluruh tantangan yang ada hari ini dan di masa yang akan datang.
Bangsa Indonesia adalah negara yang dirancang bukan semata untuk menggulung kolonialisme dan mematahkan kaki tangan imperialisme, melainkan memiliki misi yang jauh lebih penting dan mulia untuk menggelar keadilan sosial bagi seluruh rakyatnya, untuk melindungi segenap tumpah darahnya, menyejahterahkan dan mencerdaskan kehidupan bangsanya serta menjadi bagian dari perjuangan mewujudkan tatanan dunia yang lebih damai dan adil.
Oleh karena itu dibutuhkan “Niat baik ” serta “Tindakan yang nyata” dari setiap komponen bangsa dan penyelenggara negara untuk mewujudkan cita- cita itu
Selain persoalan Pandemi Covid -19 yang melanda negeri ini.. Saat ini kita juga menghadapi tantangan yang cukup serius, yakni bangkitnya populisme dan radikalisme agama. Tantangan ini bila tidak direspon secara tepat dan cepat, pada gilirannya
nanti akan meledak dan merobek kebinekaan kita/ Indonesia.
Kasus-kasus penutupan rumah ibadah yang dilakukan secara paksa oleh sekolompok masyarakat yang mengatas namakan agama tertentu menjadi pekerjaan rumah yang harus segera di selsaikan karna konstitusi Negara kita dengan sangat jelas menjamin kebebasan warga Negara dalam beribadah sesuai dengan kepercayaannya masing-masing sesuai UUD 1945 yang merupakan bagian dari 4 pilar kebangsaan yang merupakan pondasi kita bernegara.
Kita tidak ingin Indonesia bernasib seperti Suriah yang hari-harinya dikepung oleh dentuman bom, suara tembakan dan ceceran darah serta air mata.. Kita juga tidak ingin melihat Indonesia bernasib seperti India dan Pakistan yang mesti terpisah oleh karena alasan iman.. Atau seperti Yogoslavia pecah, lalu lenyap yang kemudian menjadi negara Serbia, Kroasia, Bosnia-Herzegovina, Sloveina, Macedoina, Montenegro dan Kosovo.
Oleh karena kekhawatiran inilah sehingga kita perlu membangun ruang percakapan yang setara serta tata kelola kenegaraan melibatkan semua komponen anak bangsa yang baik dan pada situasi ini pulalah kita memerlukan pembudayaan pancasila secara holistik sebagai sebuah pijakan, cara hidup dan cita-cita luhur agar religiusitas, kemanusiaan dan kebangsaan dapat berjalan beriringan.
Di usia NKRI yang ke 76 tahun disaat sebagian besar rakyat telah menikmati manisnya buah kemerdekaan namun di bagian timur Indonesia, di tanah Papua, Tercinta masih banyak masyarakat yang masih belum benar-benar menikmati kemerdekaan. Persoalan kemiskinan, kebodohan, krisis kemanusian masih menjadi headline utama pemberintaan ketika menyorot Tanah Papua oleh karena itu dimoment kemerkedaan ini kami menghimbau kepada pemerintah pusat untuk menjadi perhatian serius menyelesaikan persoalan di Tanah Papua sesuai tujuan didirikannya Negera ini yaitu mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyatnya, serta melindungi segenap tumpah darahnya, menyejahterahkan dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Penuntasan Permasalahan Pelanggaran HAM dan Rasisme juga menjadi PR kita bersama, seluruh komponen anak bangsa, perlu menjadi komitmen kita bersama dalam menjawab persoalan bangsa… Karena rakyat membutuhkan tindakan yang nyata dari kita semua dan memdukung pemerintah.
Rakyat Tanah Papua terus menjadi sasaran eksploitasi dan diskriminasi rasial yang seolah-olah menganggap OAP adalah rakyat kelas dua di negri ini.
Kasus Penghilangan nyawa secara paksa yang dilakukan oleh aparat penegek hukum
Kasus rasisme dengan merendahkan harkat dan martabat OAP di anggap hal biasa..
Kurangnya keberpihakan pada daerah dalam kebijakan pengelolaan sumber daya alam, tanpa menyisakan sedikit kewenangan Daerah untuk mengelolanya.
Di moment hari kemerdekaan ini semoga Rakyat Tanah Papua diberikan perhatian menyelesaikan kasus Pelanggran HAM, Rasisme, Pengelolaan SDA, sesuai amanat konstitusi NKRI sehingga benar-benar merasakan arti kemerdekaan sesungguhnya dan dapat berdiri setara dengan daerah lainnya di Nusantara ini..
Oleh karena itu di Hari Kemerdekaan RI ke-76 ini ,dapat kita jadikan momen kesadaran kita berbangsa dan bernegara, dengan mengingat kembali saat awal pembentukan NKRI ini, para pencetus kemerdekaan dan para pemimpin bangsa sudah memiliki tujuan didirikannya negara Indonesia. Tujuan negara ini telah dicantumkan dalam pembukaan UUD 1945 tertera dengan jelas pada alinea keempat.
Tujuan negara dalam pembukaan UUD 1945
tersebut berbunyi; “Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.”
Kita yakin dengan momentum HUT Kemerdekaan RI ke-76 ini, kita tunjukkan pada seluruh dunia bahwa kita
sebagai negara yang merdeka dan berdaulat tetap optimis memandang jauh kedepan agar menjadikan jiwa optimis itu sebagai milik bersama segenap rakyat Indonesia.
Terakhir sebagai seorang yang percaya terhdap Tuhan, kita tidak boleh putus pengharapan, karna Tuhan Yesus Kristus akan menjaga kehidupan kita. Selalu minta pertolongan-Nya di dalam setiap doa dan teruslah beriman untuk motivasi hidup dan selalu punya pengharapan.
Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai Sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus (Filipi 4:6-7).
Ada saatnya hamba-hamba Allah merasa sangat khawatir terutama saat situasi krisis saat ini. Tapi dengan berdoa, mereka bisa lebih tenang. Allah berjanji untuk memberikan kedamaian batin supaya mereka bisa mengatasi rasa khawatir, berpikir dengan jernih, dan tetap stabil secara emosi, dan memohon diberi keuatan lahir dan bantin agar bisa melewati situasi saat ini dengan kekuatan iman dan pertolongan-Mya.
Kedamaian dari Allah menjaga kita ”melalui Kristus Yesus”, karena melalui Dialah kita bisa melewati situasi saat ini dan bersahabat dengan Allah. Yesus sudah mengorbankan hidupnya untuk menebus dosa kita. Kalau kita beriman kepadanya, kita akan diberkati Allah. (Ibrani 11:6) Selain itu, kita harus berdoa melalui Yesus karena Dia berkata, ”Tidak ada yang bisa datang kepada Bapak kalau tidak melalui Alu.”—Yohanes 14:6; 16:23.
Selain berdoa kita perlu melakukan ihtiar lainnya yaitu dengan tetap disiplin dan berkomitmen menjaga kesehatan dengan melaksanakan protokol kesehatan (prokes) memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, serta melakukan testing, tracing, dan treatment.dan berperan aktif mendukung program-program pemerintah dalam menanggulagi pandemic Covid 19 ini.
Somoga dengan semangat bergotong royong seluru komponen anak bangsa menddukung pemerintahan kita untuk dapat segerah mengatasi krisis kesehatan yang telah melanda negeri tercinta ini sebagai akibat pandemic covid 19 dan kembali berfokus kepada tujuan Negara ini dbentuk yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyak Indonesia.
Dalam momen hari kemerdekaan ini, kita juga mensyukuri adanya peluncuran e-book dari seorang Senior kita yang selama ini banyak bergerak dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bang Amir Sirait adalah salah satu tokoh Kristen yang aktif di GMKI dan GAMKI. Pengalaman beliau yang tertuang dalam buku memoar semoga menjadi inspirasi bagi kita semua. Bahwa sebagai pemuda Kristen dan pemuda Gereja, kita harus selalu menunjukkan kontribusi kita bagi kemajuan Gereja, masyarakat, bangsa, dan negara.
Semoga generasi muda saat ini, terkhusus GAMKI dan GMKI dapat meneruskan perjuangan dari para Senior kita.
Semoga Tuhan Memberkati Bangsa ini dengan kasih Karunianya.. Amin
Selamat HUT Kemerdekaan RI ke-76,
Selamat Merdeka Bagi Seluruh Rakyat Indonesia,
Ora Et Labora
Cinta Tuhan Cinta Nusa Bangsa,
GAMKI Terus Berpelayanan,
GAMKI Terus Berkarya,
Banga Ber-GAMKI.
Syalom, Wa Wa Matur
Nuwun Horas Horas..
Ketua Umum DPP GAMKI
Willem Wandik