MEDAN – Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) bersama dengan pemuda lintas agama lain mendeklarasikan tekad ‘Pemuda Negarawan’. Ada lima poin yang menjadi seruan dari acara bertema ‘Pemuda Negarawan Lintas Agama Menuju Indonesia Emas 2045’ di Taman Cadika Medan, Sumatera Utara, 29 Juli 2022.
Lima butir deklarasi Pemuda Negarawan Lintas Agama itu yakni:
1. Memiliki pandangan Nasionalis dan Berketuhanan Yang Maha Esa serta menjadi garda depan dalam mengawal kepentingan bangsa dan negara berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika dan NKRI.
2. Memiliki kapasitas dan integritas untuk mengajarkan serta mengamalkan nilai-nilai dan moral Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
3. Mengedepankan nilai etik politik kebangsaan dan kenegarawanan yang merupakan ciri khas demokrasi Indonesia yang bermartabat.
4. Memperkuat gerakan nilai-nilai moderasi beragama, serta membangun masyarakat yang berpegang teguh pada prinsip toleransi, solidaritas, dan gotong royong.
5. Menyuarakan isu-isu strategis nasional dan internasional serta berperan aktif dalam membangun masyarakat, bangsa, dan negara menuju Indonesia Emas 2045.
Ketua Umum DPP GAMKI Willem Wandik dan Sekretaris Umum Sahat Sinurat hadir dalam deklarasi yang dihadiri lebih dari tiga ribu anak muda ini. Secara khusus, Willem Wandik menjadi pembaca deklarasi butir ketiga: Pemuda Negarawan Lintas Agama mengedepankan nilai etik politik kebangsaan dan kenegarawanan yang merupakan ciri khas demokrasi Indonesia yang bermartabat.
“Butir itu tepat sekali dengan situasi akhir-akhir ini. Kita bertekad menjaga politik kebangsaan dan kenegarawan menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila. Tidak melakukan polarisasi melalui politisasi SARA yang dapat memecah belah bangsa majemuk ini,” ungkap legislator DPR RI asal Papua itu.
Willem Wandik juga turut mendampingi Bobby Nasution memukul Gordang Sambilan sebagai simbolisasi peluncuran program Pemuda Negarawan Lintas Agama Menuju Indonesia Emas 2045. Gordang Sambilan merupakan salah satu kesenian tradisional suku Batak Mandailing yang memiliki sembilan gendang dengan ukuran dan bunyi berbeda-beda.
Perkumpulan ini mendorong generasi muda lintas agama meningkatkan kapasitas untuk membangun bangsa.
“Dengan cita-cita luhur kebangsaan berdasarkan nilai-nilai keagamaan yang dianut, bukan politik golongan,” kata Ketua Kelas Pemuda Lintas Agama Sunanto.
Ketua Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah itu berharap para pemuda lintas agama ini menjadi garda terdepan membangun bangsa, sekaligus, mengawal Indonesia lebih harmonis dan sejahtera.
Wali Kota Medan Bobby Nasution menekankan, selama ini Medan menyandang miniatur Indonesia, sebagai kota multietnis, yang setiap etnisnya memiliki landasan ajaran keagamaan masing-masing. Selama ini, kata Bobby, belum ada konflik antara umat beragama yang terjadi di Kota Medan.
“Mudah-mudahan hal ini bisa terus kita jaga kita jadikan landasan empirik,” kata Bobby.
Menurut Bobby, untuk menuju Indonesia Emas 2045 yang perlu dilakukan adalah bagaimana memastikan persatuan dan kesatuan terselenggara dengan baik. Terutama, kerukunan antar umat beragama.
“Seperti yang dikatakan Cak Nanto bagaimana kita dalam menjaga kemerdekaan ini juga menjaga melestarikan keberagaman itu sendiri,” ujar Bobby.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas berharap kegiatan ini tidak hanya dideklarasikan, tapi bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai garda terdepan bangsa ini, pemuda harus mengakui tidak ada hidup bersama yang tidak plural.
“Hidup bersama itu pasti plural. Setiap fase sejarah selalu ditandai dengan kemajemukan dengan kebinekaan, dengan keberagaman,” pungkas Yaqut.