OleH: Ketua Umum DPP GAMKI, Willem Wandik, S.Sos
Dunia yang kita kenali saat ini, di tahun 2022, merupakan “agregasi” dari pengalaman umat dunia menghadapi pandemi COVID-19 yang telah berlangsung sejak akhir tahun 2019. Diawali dengan ketegangan perluasan pengaruh ekonomi China versus kekuatan adidaya Amerika. Dalam pandangan proxy war, terlepas dari hubungan kausalitas perebutan pengaruh global, dunia mencatat, kemajuan yang dicapai oleh umat manusia pada abad ini, dipenuhi dengan banyak tragedi berdarah, penyebaran virus yang membunuh banyak orang di dunia, menurunnya empati kemanusiaan yang berganti dengan ambisi saling menghancurkan, ruang-ruang diplomasi multilateral yang digagas oleh Perserikatan Bangsa Bangsa tidak mampu menghentikan perluasan perang di antara negara negara yang saling berebut pengaruh.
Akibatnya, ekonomi dunia ikut tertekan, masalah energi (pasokan minyak dunia dan gas alam) menjadi penyebab bangkrutnya beberapa negara. Rantai pasokan pangan dunia pun ikut terpengaruh sebagai dampak agresi perang yang tidak menunjukkan pertanda akan berakhir dalam waktu dekat.
Tentunya, kita melihat implikasi “dampak” situasi sosial, ekonomi dan politik yang di hadapi di dalam negeri sendiri, di negara Indonesia tercinta, juga tidak begitu menimbulkan optimisme.
Gejala kenaikan harga mulai terasa, sekalipun tidak ada lagi pengumuman resmi dari pemerintah seperti yang terjadi di masa lalu, rakyat seperti merasakan situasi acak, hanya menebak nebak, apa yang terjadi pada saat ini.
Namun, Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) sebagai organ yang diberikan kepercayaan oleh umat untuk mengemban amanah pergerakan dan pelayanan umat kristen di Indonesia, sebagai bagian dari peran partisipasi ikut menjaga keberlangsungan kehidupan umat, bangsa dan negara, tentunya, tidak boleh “tidak siap” menghadapi perubahan dan tantangan kontemporer yang di hadapi oleh umat Kristen Indonesia hari-hari ini.
Gereja sebagai lembaga yang merawat “keimanan” umat kristen, dituntut untuk menyediakan “etalase” penyelamatan bagi jutaan umat yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, sebagaimana firman Tuhan dalam Yesaya 41:18,
“Aku akan membuat sungai-sungai memancar, di atas bukit-bukit yang gundul, dan membuat mata-mata air membual di tengah dataran; Aku akan membuat padang gurun, menjadi telaga, dan memancarkan air dari tanah kering.”
Dalam kegiatan Konperda V DPD GAMKI Sulawesi Selatan, kami mewakili DPP GAMKI nasional, menghimbau kepada seluruh jajaran kepengurusan GAMKI yang tengah dan sedang menjalankan pelayanan organisasi dan juga terlibat aktif dalam kegiatan pelayanan gereja, untuk mendorong gerakan menghidupkan empati sosial, gerakan saling tolong-menolong yang menjadi ciri khas budaya ketimuran nusantara, mengurai ketegangan sosial, dan melawan narasi kebencian yang memecah belah persatuan bangsa..
Umat kristen harus siap menjadi suluh dan lentera di tengah kegelapan, bahkan Tuhan Yesus Kristus yang “mati dalam arti harafiah” di tiang salib, bukanlah membenci orang orang Rum “romawi”, apalagi menyalahkan orang orang yang tidak beriman kepada-Nya, melainkan menjadi jalan penebusan dosa bagi umat manusia hingga akhir zaman.
Di tengah kontradiksi dan tragedi, justru ada hikmah “kebajikan” Tuhan, yang hendak menguji keimanan umatnya, apakah menjadi orang orang yang semakin memperkuat keimanannya, ataukah menjadi orang orang yang tersesat..
Sebagai umat yang percaya, dalam Konperda V DPD GAMKI Sulawesi Selatan ini, Tuhan telah menunjuk kita semua sebagai umat dan hamba yang terpilih, untuk memimpin pelayanan gereja, menyatukan umat, menjaga bangsa dan negara, serta memakmurkan umat di seluruh dunia…
Wa Wa