JAMBI – Kasus pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat yang menyeret nama besar eks Kadiv Propam Polri, Ferdy Sambo menjadi pukulan keras bagi institusi Polri. Polisi yang bertugas menegakkan hukum dan memberi perlindungan, malah melakukan hal sebaliknya. Apalagi, otak pembunuhan dilakukan oleh seorang perwira tinggi seperti Sangkaan yang dijatuhkan penyidik terhadap Ferdy Sambo.
Saat ini seperti yang diketahui, perkara ini kian mulai redup dan hingga jelang 3 bulan terjadi, kasus belum selesai dan belum masuk ke persidangan. Sorotan publik pun seakan ditutupi oleh isu- isu lain yang beredar.
Menyikapi hal itu, Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) cabang Muaro Jambi memberi dukungan kepada keluarga mendiang Brigadir Yosua dalam acara Refleksi lagu dan cerita di Warkop Bunga Robusta Jambi, Jumat, 23 September 2022.
Dalam kesempatan yang dihadiri keluarga inti Brigadir Yosua itu, GAMKI Muaro Jambi mengajak seluruh rakyat Indonesia agar bersama- sama mengkawal kasus ini hingga benar- benar tuntas serta menjungjung tinggi prinsip keadilan.
Hal itu disampaikan oleh pengurus GAMKI Muaro Jambi dalam kegiatan itu, dimana kegiatan itu merupakan kegiatan kolaborasi bersama antara Serli Napitu Production, Pemuda Batak Bersatu, DPC GAMKI Muaro Jambi, GMKI Jambi, dan PMKRI Jambi.
Sekretaris Cabang GAMKI Muaro Jambi Frangki Pasaribu, menyampaikan pentingnya kawalan masyarakat dalam penuntasan kasus itu hingga terwujudnya keadilan. Ia pun mengingatkan semua pemangku kekuasaan agar bekerja maksimal,
Menurutnya kasus itu merupakan kesempatan baik bagi pembenahan institusi Polri agar menjadi Polri yang dicita-citakan.
“Kegiatan ini menjadi evaluasi untuk proses yang sedang berlanjut saat ini. Para pihak yang hadir saat ini saya kira siap mendukung Polri dalam menegakkan keadilan di negeri ini. Kita juga akan siap melawan pihak yang melakukan tindakan mendiskreditkan Polri dalam menjalankan tugasnya,” ujar Frangki.
Alumnus Universitas Jambi itu juga menyampaikan jika GAMKI mendorong prinsip equality before the law, yakni perlakuan yang sama di hadapan hukum bagi seluruh masyarakat Indonesia tanpa terkecuali. Pihaknya pun mendukung serta mendorong Kapolri melakukan upaya ‘bersih-bersih‘ pada institusi kepolisian RI demi masa depan institusi kepolisian yang lebih baik.
Senada dengan Frangki, Ketua Bidang Kaderisasi dan Pengembangan SDM GAMKI Muarojambi, Febry Harianja menyampaikan kematian Brigadir Yosua pada tanggal 8 Juli 2022 menjadi momok yang sangat menakutkan dan memberi dampak terutama bagi keluarga, bagi lingkup kepolisian sendiri serta bagi masyarakat umum secara luas.
“Peristiwa ini menjadi tragedi yang seharusnya akan menjadi edukasi bagi instansi kepolisian dalam hal transparansi pemberitaan kejadian yang sesungguhnya terjadi serta memberikan hukuman yang setimpal bagi pihak yang melakukan pelanggaran hukum tanpa pandang bulu, tanpa memandang apa itu jabatannya dan apa itu kuasanya,” katanya.
Febry juga mengatakan kejadian itu mengakibatkan menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat kepada instansi kepolisian. Namun, pihaknya tetap mendukung kepolisian serta seluruh bagian dari penegak hukum agar mengungkap kejujuran dari kasus ini.
“Sudah hampir 3 bulan kasus ini belum tersampaikan secara terang benderang. Bahkan saat ini isu ini sudah mulai hampir terpendam oleh isu- isu lainnya. Kehadiran kita saat ini untuk merefleksikan kematian Brigadir Yosua dan juga mendukung keluarga agar tetap memperjuangkan keadilan dalam perkara ini,” pungkas Febry Harianja.