SEMARANG – Peran Gereja harus kuat, pondasi iman harus bisa menjadi prinsip umat jemaat gereja saat ini. Tantangan tantangan yang terjadi makin terasa dan iman kristen harus membuktikan bahwa kita bisa menghadapi tantangan geraja masa kini.
Penegasan itu terungkap dalam Seminar Dewan Pimpinan Cabang Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Kota Semarang bekerjasama dengan dengan Yayasan Satu Lentera (SALT) Indonesia. Seminar dua hari bertema ‘Berdiri Teguh di Tengah Badai’ ini digelar di Gereja Baptis Indonesia Sampangan, Kota Semarang, 3-4 Maret 2023. Event yang dihadiri 50 peserta ini menjadi wujud peran GAMKI Kota semarang untuk mendampingi generasi muda yang ada di Kota Semarang.
Ketua DPC GAMKI Kota Semarang Yudi Hendrilia menjelaskan, dengan mengadakan seminar selama dia hari ini diharapakan kepada pendeta, aktivis, dan guru sekolah minggu guru sekolah, penyuluh Kristen serta ormas Kristen di Semarang siap menghadapi tantangan iman kristen ke depan.
“Kami mengajak peran gereja dalam untuk menghadapi tantangan fisik dan rohani saat ini. Kami berharap dengan adanya seminar ini, aktifitas di dalam gereja, guru dan penyuluh serta ormas Kristen yang ada bisa menjadi pendamping geraja bisa menjadi mediasi dan pendamping ketika ada satu masalah yang terjadi. Kita saling membantu dan menguatkan dalam bentuk apapun,” papar Yudi.
Dosen Program Studi Pendidikan Agama Kristen STT Kanaaan Nusantara Ungaran ini melanjutkan, GAMKI hadir sesuai dengan visi dan misi berdasarkan Firman Tuhan di Yeremia 29:7, ‘Usahakan kesejahteraan kota di mana kamu berada dan doakanlah’.
“Konsep inilah yang menjadi acuan untuk menjalankan visi dan misi selama beroganisasi di GAMKI,” kata Yudi yang juga mengelola media Jurnal Jateng dan Suluh Id.
Saat membuka acara, Penyelenggara Agama Kristen Kementerian Agama Kota Semarang Ribkha Pandiangan S.PAK memberikan arahan kepada peserta seminar bersyukur kepada GAMKI kota Semarang dan Yayasan Salt Indonesia yang sudah menjadi berkat buat gereja. “Kiranya pendeta, penyuluh, guru dan aktivis serta ormas kristen dapat mengikuti kegiatan ini dengan baik. Diharapakan nanti ada manfaat di lapangan,” ungkapnya.
Ribkha berharap, semoga di kesempatan berikutnya, GAMKI bisa bersinergi dengan lembaga lain menggelar event-event mengedepankan umat Kristen dan membuat kegiatan yang mengedepankan nilai-nilai agama yang religius,.
Dua narasumber dalam seminar ini Timotius Bejo dan Tarjono memberikan materi dan wawasan sejarah, bahwa kisah-kisah penganiaan fisik kerap kali terjadi di gereja dalam dan luar negeri. Itoleransi beragama kerap berlangsung di tempat-tempat di mana Kristen menjadi minoritas. “Kami berharap dengan seminar selama dua hari ini, jemaat geraja dan aktifis serta ormas Kirsten bisa menjadi kuat dan tetap membawa misi dan visa Amanat Agung Tuhan Yesus,” pesannya.