HALMAHERA UTARA – Revolusi industri saat ini mendorong terjadinya disrupsi dalam berbagai bidang yang memberikan tantangan dan peluang, termasuk bagi generasi milenial. Saat ini, kita mengalami dua disrupsi yang luar biasa yaitu bidang teknologi karena revolusi industri dan gaya hidup karena adanya perubahan generasi yang menyebabkan perubahan gaya hidup.
Paparan itu disampaikan Sekretaris Umum Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia Sahat M.P Sinurat saat menjadi narasumber diskusi bertema di ‘Millenial Indonesia di Era Disrupsi’ di Universitas Halmahera (Uniera) Des Wari, Tobelo Halmahera Utara, Maluku Utara, Kamis, 4 Mei 2023.
“Perubahan terjadi begitu cepat akibat disrupsi. Perkembangan teknologi juga telah bergeser sehingga perusahaan teknologi digital merajai ekosistem dan ekonomi dunia,” kata Sahat.
Ia mencontohkan, dulu perusahaan General Electric mampu menguasai dunia. Namun, saat ini perusahaan berbasis teknologi seperti Google, Facebook, dan lainnya yang menjadi penguasa ekonomi dunia. Tak hanya itu, terjadi pergeseran terhadap nilai perusahaan. Jika dulu nilai perusahaan ditentukan oleh fisik seperti bangunan dan tanah serta lainnya, namun, saat ini itu tidak lagi menjadi penting. Yang menjadi penting yaitu data menjadi aset paling bernilai bagi perusahaan.
“Hal itulah yang menimbulkan dampak pada generasi milenial yang memiliki jiwa wirausaha yang tinggi, namun lemah dalam eksekusinya. Di era ini mudah menjadi pengusaha karena kemajuan teknologi. Hanya saja generasi milenial tingkat kesuksesan usahanya masih rendah karena faktor gaya hidup yang masih konsumtif,” ungkapnya.
Untuk itu, Sahat berpesan agar generasi muda yang ada di Kampus Uniera Halmahera Utara Maluku Utara harus mampu membangun kolaboratif dan membentuk komunitas – komunitas yang fokus pada minat dan kompetensi masing-masing.
Ia menyarankan agar generasi muda Halmahera mampu melihat potensi Maluku Utara untuk dikembangkan melalui komunitas masing-masing dengan memanfaatkan media sosial sehingga kita tidak lagi menggunakan cara-cara konvensional dalam mengembangkan potensi daerah kita. “Misalnya, kita pasarkan hasil bumi Maluku Utara melalui media sosial dan aplikasi atau portal-portal yang ada. Sehingga, jangkauan pasarnya dapat menjangkau secara nasional dan disebarluaskan ke negara-negara lain,” urainya.
Selain itu, Sahat mendorong teman-teman untuk mengembangkan kemampuan berbahasa Inggris, untuk mempermudah jangkauan ke lingkungan Internasional.
“Saya berharap teman-teman lulusan Kampus Uniera jangan malas bersaing untuk memperluas jejaring. Jangan hanya jejaring yang ada di Maluku Utara, tapi juga bisa membangun jejaring ke tingkat nasional,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Dosen Fakultas Teologi Uniera Riko Djanti, M.Th mengapresiasi dan menyampaikan terima kasih kepada pengurus DPC GAMKI Halmahera Utara atas terselenggaranya diskusi ini.
“Harapan kami, semoga dengan adanya diskusi ini, mahasiswa Uniera sebagai generasi muda mampu menjawab tantangan di era disrupsi dengan memanfaatkan dunia IT melalui sosial media. Kalau itu terjadi, kami percaya generasi muda millenial di Halmahera Utara khususnya, dan Maluku Utara mampu bersaing dengan daerah-daerah lain di Indonesia bahkan mampu menembus dunia Internasional,” pungkasnya.