AMBON – Beberapa jam jelang pembukaan Kongres XII Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) di Ambon, Maluku, para peserta dari berbagai daerah di Indonesia terus berdatangan. Setelah melakukan registrasi, mereka berkesempatan melepas lelah sejenak sembari menyiapkan diri mengikuti ibadah pembukaan Kongres yang diadakan di Gereja Protestan Maluku (GPM) Maranatha, Ambon.
Ibadah Pembukaan Kongres XII berlangsung pada Minggu, 14 Mei 2023 dimulai tepat pukul 9 Waktu Indonesia Timur dipimpin oleh Pendeta Steve Gaspersz dengan Firman Tuhan terambil dari Bilangan 13:1-33 mengisahkan tentang dua belas para pengintai yang dikirim Musa ke tanah Kanaan. Tujuan Musa mengirim mereka agar mendapatkan gambaran tentang situasi terkini tanah yang dijanjikan Tuhan. Sayangnya setelah kembali, laporan para pengintai justru lebih fokus pada hal-hal negatif yang meresahkan.
Gaspersz menyatakan, dari sini kita kembali diingatkan tentang eksistensi kita di tengah masyarakat. Apakah sudah memberi dampak seperti yang diharapkan, kurang, atau malah tidak sama sekali. “Inilah hal yang seharusnya terus ada dalam benak para pengurus dan kader GAMKI, supaya dengan demikian kiprah GAMKI di tengah masyarakat tetap nyata. Tujuannya agar tujuan kongres kali ini, yaitu ‘Pulihkan bangsa kami’ yang menjadi seruan kepada Tuhan, dapat terwujud,” kata Dosen Fakultas Teologi Universitas Kristen Indonesia Maluku (UKIM) Ambon ini.
Agar keberadaan GAMKI di tengah masyarakat menjadi berkat, Pendeta Steve Gaspersz mengingatkan lima hal yang harus dilakukan. Yang pertama adalah membuat perencaan strategis (Bila. 13:1-15). Sesuai perintah Tuhan, Musa memilih beberapa orang dari keduabelas suku Israel untuk menjadi pengintai. Tentu saja orang-orang tersebut dipilih berdasarkan standar kompetensi yang jelas, punya komitmen, serta mau bekerja. Pun demikian dengan GAMKI, para pemimpinnya dari tingkat pusat hingga daerah haruslah dipilih dengan cermat.
Kedua, harus ada pembagian peran. Kata organisasi memiliki akar kata “organ” yang bermakna bagian. Maka kata organisasi haruslah dimaknai tentang bagaimana mengelola organ-organ yang ada dalam rangka untuk mencapai tujuan bersama. Di sinilah setiap organ yang ada dalam GAMKI harus dimaksimalkan. Saat satu oran tidak menjalankan fungsinya, hal itu akan berimbas pada optimalisasi organ-organ yang lain.
Ketiga, melakukan identifikasi (ay. 17-34). Salah satu penyebab utama kegagalan organisasi adalah tidak melakukan identifikasi terhadap persoalan-persoalan yang akan dihadapinya dengan baik. Akibatnya banyak terjebak pada pemahaman yang keliru. GAMKI memang haru selalu mengidentifikasikan setiap persoalan, tetapi identifikasi tersebut haruslah benar-benar sesuai dengan realita yang ada. Tidak dikurang-kurangi dan tidak dilebih-lebihkan.
Keempat, melakukan evaluasi (ay. 30). Apapun hasil akhir yang diperoleh haruslah dievaluasi. Dengan adanya evaluasi, maka proses kerja ke depannya akan menjadi lebih baik. Kekurangan akan dapat diperbaiki, sementara hal-hal yang baik bisa dipertahankan untuk kemudian ditingkatkan.
Kelima, melakukan demitologisasi (ay. 32-33). Para pengintai memang memberikan laporan tentang prospek serta ancaman yang ada di tanah perjanjian. Namun jika diperhatikan, fokus laporah mereka justru pada hal-hal negatif yang meresahkan pedengarnya. Memang benar bahwa tanah perjanjian dihuni banyak bangsa yang unggul dalam hal teknologi, jumlah, dan kemampuan perang. Akan tetapi para pengintai justru melebih-lebihkan laporannya sesuai mitos yang ada di masyarakat kala itu. Beraljar dari hal tersebut, GAMKI tidak boleh terjebak pada berbagai mitos dalam menyikapi berbagai persoalan di masyarakat agar tujuan organisasi bisa benar-benar tercapai.
Setelah Firman Tuhan, ibadah dilanjutkan dengan penampilan Paduan Suara Rehoboth. Dilanjutkan pujian dari DPP GAMKI, GAMKI Papua, GAMKI Kalimantan Tengah, serta penampilan spesial dari Ukulele Kids. Ibadah ditutup dengan ramah tamah antara peserta kongres dengan jemaat. Para jemaat pun dengan senyum ramah memberi salam embari menyampaikan ucapan selamat melakukan kongres.