Dalam situasi menangkal dan memutus mata rantai penyebaran Wabah Covid-19, Ibadah dan Perayaan Kebangkitan Tuhan Yesus pada tahun 2020 ini kita jalani dengan kesederhanaan dan kedaruratan. Wabah Covid-19 telah begitu memengaruhi, mengubah, dan bahkan menunda kebiasaan yang dilakukan oleh manusia selama ini, termasuk kegiatan keagamaan. Termasuk kita pun harus menyesuaikan Ibadah Paskah dengan kondisi kedaruratan yang terjadi saat ini.
Beberapa gereja langsung berinisiatif menjawab himbauan pemerintah dengan melaksanakan ibadah Minggu dan juga siklus liturgis lainnya seperti Kamis Putih dan Jumat Agung dari rumah-rumah jemaat. Terkhusus di DKI Jakarta, setiap rumah ibadah sudah tidak bisa lagi melaksanakan kegiatan ibadah selama 14 hari pasca berlakunya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada tanggal 10 April 2020 lalu.
Melalui Pesan Paskah ini, DPP GAMKI mengingatkan kembali tentang pergumulan manusia menghadapi dosa. Selama ribuan tahun, umat manusia memikirkan dan melakukan berbagai cara untuk dapat mengatasi dosa dan meraih keselamatan. Namun kekuatan manusia terbatas dan selalu terjatuh kembali kepada dosa yang sama.
Peristiwa kebangkitan Yesus adalah tindakan Allah untuk menjaga dan memelihara kehidupan. Itulah sebabnya Paulus menuliskan dalam 1 Korintus 15:17, “Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu”.
Kebangkitan Yesus Kristus merupakan kemenangan dan pembebasan kehidupan dari dosa atau anugerah, Sola Gratia, yang diberikan Allah kepada manusia. Karena itu Paskah mesti dirayakan dalam pengertian ungkapan syukur manusia atas anugerah pemeliharaan Allah dalam hidup.
Sejalan dengan makna Paskah sebagai anugerah, di dalam masa bencana Wabah Covid-19 ini, masyarakat dunia terkhusus bangsa Indonesia sedang menghadapi pergumulan bersama. Maka Paskah pada tahun 2020, selain dilaksanakan di rumah bersama keluarga dan saudara seiman, kita juga dapat merayakannya dengan berbagi bersama tetangga kita yang berkekurangan. Dengan ini, makna anugerah dihayati dalam kehidupan setiap hari, bahwa kehidupan yang dimiliki setiap orang merupakan karya Allah, merupakan Paskah, merupakan anugerah.
Paskah merupakan pemaknaan dari penebusan serta pengorbanan yang dilakukan Yesus Kristus untuk banyak orang. Paskah juga mengingatkan kita tentang kehadiran Yesus ke dunia untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin, sakit, dan termarjinalkan. Di masa hidup-Nya, Yesus telah menolong banyak orang, seperti yang tertulis di Injil Matius, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.”
Karena itu dalam menghayati Paskah di masa Pandemi Covid-19 ini, umat Kristen mesti dengan rela hati mengorbankan banyak hal demi membantu usaha pemerintah menjaga dan memelihara kehidupan termasuk dengan pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Umat Kristen di Indonesia harus saling bertolong-tolongan dengan saudara-saudari sebangsa lainnya agar kita semua dapat sehat dan selamat melalui bencana kesehatan ini.
Karena itu, dalam kesempatan ini kami mengajak setiap denominasi Gereja untuk dapat memiliki kesatuan hati dan bergerak bersama bagi kesembuhan bangsa. Pengorbanan Kristus yang tidak membeda-bedakan menjadi cerminan dan titik pertemuan gereja-gereja melawan penderitaan yang diakibatkan oleh Covid-19.
Anggota GAMKI yang berasal dari beragam latar belakang gereja harus menjadi teladan bagaimana pentingnya kesatuan hati setiap denominasi dalam menghadapi pandemi Corona ini. Anggota GAMKI mesti berada di garda terdepan memberitahukan pesan ini bagi lingkungan Gerejanya. Walaupun secara doktrin berbeda, Gereja-Gereja Indonesia harus menunjukkan peran dari tubuh Kristus. Seperti yang dikutip dari Kitab Korintus, mata tidak dapat berkata kepada tangan: “Aku tidak membutuhkan engkau.” Dan kepala tidak dapat berkata kepada kaki: “Aku tidak membutuhkan engkau.”
Makna Pengorbanan dalam perayaan Paskah tahun ini juga merupakan bagian dari solidaritas Gereja untuk perjuangan tim medis dan para relawan yang mengorbankan segalanya demi mengobati dan menghalau lajunya wabah Covid-19. Bila tim medis rela mengorbankan banyak hal demi kemanusiaan, bahkan mengorbankan kesehatan dan nyawanya sendiri. Maka seharusnya kita semua harus melakukan solidaritas atas pengorbanan mereka, yaitu dengan membatasi diri dari kegiatan perkumpulan/pertemuan sekaligus berusaha saling menjaga dan mengingatkan sesama untuk selalu hidup sehat.
Hal ini perlu dilakukan karena usaha-usaha untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 merupakan usaha yang mesti dilakukan dan ditaati secara bersama-sama. Walaupun tinggal di dalam satu rumah, ataupun satu lingkungan masyarakat, kita harus saling menjaga jarak dan mengingatkan tentang kebersihan masing-masing. Dengan melakukan ini kita menunjukkan kepedulian kepada kehidupan keluarga dan sesama kita.
Pengorbanan yang kita lakukan di masa bencana Corona ini sebagai langkah menjaga dan memelihara kehidupan, sejalan dengan tema GAMKI yang kita maknai dalam periode kepengurusan 2019-2022 yakni, Usahakanlah Kesejahteraan Kota di mana Kamu Berada dan Doakanlah! (Yeremia 29:7).
Kesehatan juga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suasana kesejahteraan. Karena itu, mewujudkannya di tengah wabah Covid-19 ini adalah kita semua sebagai warga Negara Indonesia, tanpa memandang suku, agama dan juga latar belakang apapun, mesti mengikuti anjuran pemerintah dan tim medis. Kita yang berkelebihan ataupun berkecukupan juga harus membantu mereka yang berkekurangan dalam menghadapi Covid-19. Sehingga kita dapat menjaga dan memelihara kehidupan kita bersama-sama.
Di dalam momen Paskah ini, kita harus memanjatkan doa dan memberikan dukungan serta semangat kepada mereka yang dinyatakan terpapar Covid-19, baik yang sedang berstatus ODP, PDP, dan positif Corona. Kita berdoa agar mereka diberikan kesehatan dan kesembuhan. Kita juga mendoakan dan mendukung pemerintah, tim medis, TNI, Polri, para relawan, terkhusus tim medis yang berada di garis terdepan berjuang antara hidup dan mati. Kita berdoa semoga mereka diberikan kekuatan hikmat dan kebijaksanaan dalam menjalankan tugas.
Secara khusus kita mendoakan keluarga-keluarga korban Covid-19 yang ditinggalkan orang terdekat mereka. Semoga mereka diberikan kesabaran, penghiburan, dan hikmat melihat semua peristiwa yang menimpa kehidupan. Kita juga berdoa bagi saudara-saudara kita yang bersusah payah bekerja mendapatkan rejeki di masa sulit seperti ini, agar mereka tetap dapat menghidupi keluarga mereka.
Perubahan-perubahan yang terjadi akibat Covid-19 memberi kita pelajaran bahwa sebagai manusia kita rapuh dan lemah. Wabah Covid-19 mengingatkan kita bahwa kita manusia yang tidak bisa hidup sendiri ataupun mengelompok. Kita adalah makhluk universal, yang dapat hidup dengan bergotong-royong dan bertolong-tolongan, tanpa membedakan suku, agama, golongan, dan latar belakang apapun. Semoga melalui Wabah Covid-19 ini, persatuan Indonesia semakin erat dan tidak ada lagi di antara orang Indonesia yang terjebak ke dalam isu-isu sektarian dan primodial.
Menutup Pesan Paskah ini, izinkan kami mengingatkan salah satu peristiwa monumental yaitu ketika Yesus yang telah bangkit menunjukkan diri-Nya di depan para rasul. Peristiwa kebangkitan adalah kejadian luar biasa yang tidak pernah diduga oleh umat manusia. Maka menjadi hal yang wajar ketika para rasul terkejut, bimbang, dan tidak percaya melihat sosok Yesus berdiri di depan mereka.
Yesus meyakinkan mereka, bahwa tubuh yang ada di depan mereka adalah Tubuh Yesus sendiri. Di tangan dan kaki Yesus masih terdapat bekas luka paku sewaktu Yesus disalibkan, di lambungnya masih ada bekas luka tombak. Yesus mengatakan, “Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku.”
Momen ini mengajarkan kepada kita tentang iman percaya bahwa ada kebangkitan setelah kematian. Dan kebangkitan Yesus membuat hidup kita menjadi lebih berarti.
Maka dalam menghadapi wabah Covid-19, kita diingatkan untuk percaya, bahwa ada kesembuhan setelah kesakitan. Bahwa kesehatan ada di atas sakit-penyakit. Kita harus tetap berdoa dan berpengharapan, bahwa wabah ini akan segera berlalu. Kita harus selalu beriman dan percaya, bahwa pandemi ini cepat atau lambat akan dapat kita atasi. Dengan demikian, kita dapat tetap optimis bahwa kita dapat menjaga dan memelihara kehidupan dari wabah maut covid-19 yang sementara kita hadapi.
Akhirnya dari Salemba 10, Jakarta Pusat, kami ucapkan selamat merayakan Paskah tahun 2020 bagi bangsa Indonesia. Mari kita saling bertolong-tolongan menghadapi badai Covid-19. Dan selama masa pengharapan menantikan selesainya bencana kesehatan ini, mari kita semua selalu sabar dan tekun menjalani kehidupan kita sehari-hari. Mari Kita Saling Bertolongan-Tolongan dan Berbagi Di Masa Bencana Kesehatan Covid-19. Tuhan Yesus memberkati kita sekalian. Ora et Labora!
Jakarta, 12 April 2020
Dewan Pengurus Pusat Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia
Willem Wandik, S.Sos. (Ketua Umum)
Sahat MP Sinurat, S.T. M.T. (Sekretaris Umum)