ELELIM – Kerusuhan yang terjadi di Wamena, Kabupaten Jayawijaya membuat Dewan Pimpinan Cabang Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Kabupaten Yalimo angkat suara.
“GAMKI sebagai anak kandung gereja prihatin dan menyesalkan kejadian ini. Oleh karena itu kami mengutuk keras semua tindakan aparat maupun masyarakat yang niatnya menghancurkan kabupaten Jayawijaya sebagai barometer Provinsi Papua Pegunungan,” kata Ketua DPC GAMKI Yalimo, Simon Walilo dalam pernyataannya di Elelim, ibu kota Kabupaten Yalimo.
Menurut Simon, isu propaganda ini merengut banyak nyawa, dikabarkan 9 orang meninggal dunia dan 17 orang lainnya mengalami luka-luka dan masih terus muncul konflik horisontal di tengah masyarakat.
Apalagi, kata Simon, peristiwa yang terjadi ini disaksikan langsung oleh aparat kepolisian, TNI dan puluhan warga setempat yang membludak usai mendengar kericuhan isu penculikan anak.
“Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 13.00 WIT, Kamis (23/02). Situasi saat aparat tiba di TKP, atas insiden awal yang terjadi akibat isu penculikan anak yang berujung bentrok antara masyarakat, Polri dan TNI yang beralamat di Jalan Sinakma, Kabupaten Jayawijaya. Kasus ini harus diusut tuntas karena hal ini akan menimbulkan persepsi buruk di mata publik,” ungkap Simon.
Mestinya, kata dia, jangan membangun negara ini dengan banyak dosa terselubung, orang kemudian merebut sebuah kehormatan dengan suatu skenario merugikan rakyat adalah dosa seumur hidup.
“Jadi kami berharap segera mewujudkan kondusifitas dan tetap menjaga keutuhan Orang Asli Papua (OAP) yang populasinya sangat sedikit ini dengan baik, tidak boleh di obrak-abrik dengan isu propaganda dan skenario tertentu yang kemudian menjadikan masyarakat minoritas di tindas dengan metode pembinaan tidak bermoral,” jelas Simon.
Lebih lanjut kata Simon, “Kepada masyarakat secara keseluruhan juga kami haturkan pesan dalam menyampaikan suara kenabiaan di tengah-tengah pergolakan dunia yang semakin mempersempit ruang dan waktu bagi masyarakat orisinil ini untuk mewaspadai segala macam tantangan, jangan selalu jadi korban karena menghirup udara tidak sehat terus-menerus”.
“Kami menyerukan agar semua DPC GAMKI di wilayah Provinsi Papua Pegunungan bersama pimpinan denominasi gereja untuk melakukan investigasi agar ada data yang menjelaskan dan bertindak adil dan tegas dalam menangani kasus ini,” tutup Simon.