PADANG – Pemerintah siap untuk mendorong adanya pusat inovasi bagi anak-anak muda untuk dapat belajar pelatihan keterampilan, percaya diri, kepemimpinan dan komunikasi.
Dengan adanya pusat inovasi ini dimana anak-anak belajar untuk berorganisasi, kepemimpinan, mereka akan bisa bermitra dengan stakeholder yang besar di Kota Padang dan bisa berintegrasi dengan perusahaan swasta serta investor. Konsep ini telah dilaksanakan di Aceh Barat dan membuahkan hasil.
Pernyataan itu disampaikan Staf Khusus Presiden Billy Mambrasar saat menjadi narasumber pada Kuliah Umum Inovasi di Dunia Pendidikan di Pasca Pandemi, di Auditorium Kampus Universitas Ekasakti (Unes) dan Akademi Akuntansi Indonesia (AAI), 23 Juli 2022.
Kuliah Umum dibuka Rektor Unes Dr. Otong Rosadi, diikuti 250 orang mahasiswa Beasiswa KIP, juga hadir para Wakil Rektor, Dekan dan Ketua Prodi. Kuliah Umum kali ini mengangkat tema ‘Inovasi di dunia Pendidikan dan tantangan di dunia Kewirausahaan’.
Billy mendorong Unes-AAI, agar bisa menggerakan inovasi yang sama seperti di kampus-kampus besar.

“Kita bisa bisa melatih mahasiswa menjadi inovator membuka lapangan kerja bukan mencari kerja,” tegasnya.
Kemudian dia bisa menjembatani antara mahasiswa sedang kuliah dengan alumni. Pusat inovatif tidak bisa menjadi badan usaha sendiri, terpisah dari kampus yang mencari alternatif income untuk membiayai operasional kampus. Yang perlu diketahui dalam hal ini, 90 persen mahasiswa termasuk beasiswa. Jadi tidak ada membayar biaya sendiri.
“Unes-AAI diharapkan bisa melahirkan lulusan inovator menjadi penyelesaian masalah, dan kampus Unes-AAI menjadi pendorong inovator yang kemudian bisa bertahan hidup, bisa membiayai diri sendiri tanpa ketergantungan memikirkan terlalu beratnya SPP Mahasiswa,” kata Billy yang juga Ketua Bidang Ekonomi Kreatif dan Ekonomi Digital Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (DPP GAMKI).

Pembicara lain, Sekretaris Umum DPP GAMKI Sahat Martin Philip Sinurat menekankan agar seseorang bisa berkarakter dan inovatif, maka harus melatih kompetensinya, mempunyai inovasi dan mimpi yang diinginkan.
“Jika kompetensinya tidak ada, maka sama dengan tong kosong nyaring bunyinya. Kalau ingin mencapai suatu impian, belajar serius di kampus berorganisasi dan mempunyai kemampuan berbicara dan membangun skill bekerjasama,” ungkapnya.
Rektor Unes Padang Dr. Otong Rosadi mengatakan sebuah kehormatan bagi Kampus UNES-AAI Padang didatangi tokoh nasional dan tokoh muda yang memberikan aspirasi dan motivasi kepada mahasiswa Unes-AAI untuk menyongsong Indonesia Emas di tahun 2045.
Pada 2045, Indonesia memasuki satu abad kemerdekaan, suatu kondisi dan keadaan lingkungan akan berbeda sangat jauh dengan hari ini. Saat di mana persaingan antar negara semakin kuat dan kompleks,
“Sumber daya di dalam masyarakat menjadi rebutan di saat kompetsi dan keunggulan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni menjadi tak hanya keniscayaan, namun juga bersyarat mutlak,” paparnya.
Rektor mengharapkan agar seluruh peserta Kuliah Umum ini dapat memetik dan menggali informasi kiat-kiat tokoh nasionai ini sukses di usia mudanya.
