JEPARA, gamki.or.id – Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) terlibat langsung dalam Festival Bondo. Kegiatan itu digagas oleh Persatuan Wartawan Nasrani (Pewarna) Indonesia. Acaranya dibuka di Gereja Injili Tanah Jawa (GITJ) Margokerto, di Desa Bondo, Jepara, Jawa Tengah.
Kegiatan itu dilaksanakan mulai Rabu hingga Jumat, 8 – 10 November 2023. Banyak lembaga yang terlibat dalam acara itu. Salah satunya adalah GAMKI. Sebagian besar pengurus DPP GAMKI pun hadir dalam kegiatan tersebut. Termasuk Ketua Umum DPP GAMKI Sahat Martin Philip Sinurat.
Sahat menjelaskan, terlibatnya GAMKI dalam kegiatan tersebut bukannya untuk menjelajahi sejarah penginjilan di desa tersebut. Tetapi, melihat langsung kehidupan masyarakat di desa mayoritas Kristen di Tanah Jawa. Ia juga ingin bertukar ilmu dengan masyarakat setempat.
Selama ini, Jepara memang dikenal sebagai daerah wisata “Tri Religi”. “Kami berharap, melalui Festival Bondo ini, kunjungan wisata ke Jepara khususnya religi akan mulai menggeliat. Tidak hanya sekadar pemandangan alam dan pantai saja,” kata Sahat, Rabu, 15 November 2023.
BACA JUGA: GAMK Bali Bekerjasama dengan Gerasa Menangani Kekerasan pada Perempuan
Dalam kegiatan itu, GAMKI juga melakukan diskusi dan workshop dengan masyarakat setempat. Seperti: konsultasi hukum gratis, pengembangan UMKM dan edukasi tentang stunting.
Sekretaris Bidang Riset dan Inovasi DPP GAMKI Marthinus Edwin Ferdinand Thanos mengatakan, banyak potensi UMKM yang bisa digali dari desa tersebut untuk meningkatkan ekonomi masyarakat setempat. Salah satunya seperti kesenian.
Permasalahan lain yang terjadi di daerah tersebut juga adalah stunting. Kini di desa tersebut, setidaknya ada 30 anak yang terkonfirmasi mengalami stunting. Salah satu penyebab utamanya adalah tingginya pernikahan dini di daerah desa itu.
“Memang mereka mengeluhkan masalah perekonomian. Tapi, setelah kami lihat di sana, mayoritas masyarakatnya rumahnya bagus. Halamannya besar-besar. Mereka juga punya usaha ukiran di rumahnya. Tapi setelah kami riset lagi, permasalahan utamanya di pernikahan dini,” tegasnya.
Bahkan pernikahan dini di Desa Bondo ini seolah menjadi tradisi mereka yang sudah sangat melekat. Sehingga, kasus stunting terhadap sudah tidak bisa terhindar lagi. Walau menurutnya, masyarakat setempat sangat memahami tentang stunting dan cara pencegahannya.
“Ya mereka itu paham semua sebenarnya. Penanganannya dan penyebabnya. Hanya saja, mereka itu terhalang budaya atau kebiasaan mereka sendiri. Termasuk pola makanan. Setelah ibu melahirkan, mereka akan mengonsumsi makanan yang tidak bergizi,” tegasnya.
Dari permasalahan tersebut, GAMKI tergerak untuk menurunkan angka stunting di daerah tersebut. Juga pelbagai permasalahan yang terjadi di desa tersebut. “Semoga ke depan akan lebih banyak lagi daerah-daerah yang bisa dikunjungi dan dilayani oleh kader-kader GAMKI,” tegasnya.
Dalam kegiatan itu, pengurus GAMKI mengajak para pemuda Gereja untuk membentuk cabang GAMKI di Kabupaten Jepara. Sehingga GAMKI dapat menjadi wadah untuk mengembangkan diri, berjejaring, serta melatih kepemimpinan dan kepekaan sosial. (*)